Minggu, 14 Mei 2017

PILPRES PERANCIS



Perancis akan menggelar Pemilihan umum tahun ini yang akan memilih Presiden untuk masa jabatan lima tahun kedepan. Pemilihan umum Presiden Perancis akan digelar pada hari Minggu tanggal 23 April, jika tidak ada kandidat yang menang mutlak maka akan digelar pemilihan putaran kedua pada 7 Mei 2017. Adapun pemilihan umum Presiden Perancis tahun ini di ikuti oleh 5 kandidat dimana untuk pertama kalinya pada masa Republik Perancis Kelima, presiden petahana tidak maju kembali setelah menyelesaikan masa jabatan pertamanya. Presiden saat ini, François Hollande dari Partai Sosialis menyatakan bahwa ia tidak akan maju lagi sebagai calon presiden.

Berikut Calon Presiden Perancis 2017
Ada lima kandidat calon Presiden Perancis tahun ini , berikut uraian singkatnya:
  1. Benoit Hamon
Benoît Hamon (50th) adalah seorang politikus anggota Partai Sosialis Perancis dan Partai Sosialis Eropa. Ia menjadi calon presiden dari Partai Sosialis dalam pemilihan umum Presiden Perancis 2017 setelah mengalahkan Manuel Valls pada ronde kedua pemilihan calon presiden Partai Sosialis Perancis 2017 pada tanggal 29 Januari 2017.
Hamon adalah anggota Parlemen Eropa untuk wilayah Perancis Timur dari tahun 2004 hingga 2009. Ia juga merupakan pemimpin sayap kiri Partai Sosialis selama Kongres Reims 2008. Pada Mei 2012, ia diangkat sebagai Menteri Junior untuk Ekonomi Sosial dalam Kementerian Ekonomi, Keuangan dan Perdagangan Luar Negeri oleh Presiden François Hollande dan menjabat selama dua tahun. Ia juga diangkat sebagai Menteri Pendidikan Nasional dari April 2014 hingga Agustus 2014, ketika ia mengundurkan diri karena merasa bahwa Presiden Hollande tidak lagi menjalankan agenda sosialis.
  1. Francois Fillon
Nama lengkapnya François Charles Armand Fillon (63 th) adalah Perdana Menteri Perancis tahun 2007-2012. Dia mulai menjabat sejak 17 Mei 2007 saat Perancis membuat kabinet baru setelah Nicolas Sarkozy terpilih sebagai presiden. Fillon turun dari jabatan perdana menteri setelah Sarkozy dikalahkan oleh François Hollande dalam pemilihan presiden Perancis tahun 2012.
Fillon menjadi calon Presiden Perancis dari Partai Les Republicains
  1. Marine Le Pen
Marine Le Pen (48th) adalah putri bungsu dari Jean Marie le Pen yang adalah pimpinan partai Front Nasional (FN). Marine Le Pen adalah anggota Parlemen Eropa sejak 2004 dan saat ini menjabat sebagai Ketua Partai Barisan Nasional atau sayap kanan.
Le Pen saat ini menjadi calon Presiden yang kontroversial karena mengkampanyekan untuk membawa Perancis keluar dari Uni Eropa jika terpilih sebagai Presiden. Para pelaku pasar banyak yang menyangsikan jika Le Pen terpilih pada pemilu Presiden karena akan memberikan ketidakstabilan politik dan ekonomi dikawasan Eropa bersatu.
  1. Emmanuel Macron
Sebagai calon Presiden dengan usia termuda (40th), Emmanuel Macron saat ini menjabat sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Teknologi Informasi. Maju pada pemilu Presiden dari Partai En Marche yang merupakan salah satu favorit pada pemilu ini.
  1. Jean-Luc Mélenchon
Melenchon (66th) pernah maju pada pemilu Presiden 2012 dan meraih suara terbanyak keempat. Pada tahun ini ia kembali menjadi calon presiden dan untuk itu mendirikan pergerakan “La France insoumise” pada Februari 2016 yang berada “di luar kerangka partai-partai politik”.

Dari kelima calon tersebut Marine Le Pen dan Emmanuel Macron dijagokan menjadi calon terkuat berdasarkan hasil survey terbaru. Marine Le Pen dijagokan bakal memenangi putaran pertama berdasarkan survei akhir Februari 2017. Namun pada survei terakhir, hasilnya Macron yang akan memenangkan pemilihan umum putaran kedua.Ketatnya persaingan antara keduanya membuat pemilu Prancis menjadi sulit diprediksi. Para pelaku pasar dan investor cenderung cemas jika Le Pen unggul karena ia membawa semangat anti-imigran dan isu Frexit (France Exit) jika terpilih sebagai Presiden Perancis.

Mata uang euro masih berada dalam tekanan sampai menunggu hasil pemilu Perancis. EURUSD akan semakin terjun jika hasil pemilu putaran pertama akhir April dimenangkan oleh Marine Le Pen. Saat ini EURUSD ada dilevel $1.06240  [1]

Seperti telah diprediksi sebelumnya, Emanuel Macron akhirnya memenangi Pilpres Perancis putaran kedua, Minggu (7/5/2017) waktu setempat. Proyeksi hasil penghitungan suara memperlihatkan Macron, politisi tengah pro-Eropa, itu meraih sekitar 65 persen suara. Ia menyingkirkan saingan satu-satunya, kandidat dari kubu kanan jauh, Marine Le Pen, yang meraih kurang dari 35 persen suara. Dalam pidato kemenangan, Macron mengatakan halaman baru tengah dimulai dalam sejarah Perancis.

"Saya ingin ini menjadi halaman tentang harapan dan rasa saling percaya," katanya.
Di usia 39 tahun, Macron akan menjadi Presiden Perancis termuda dalam sejarah.

Dalam Pilpres Perancis kali ini, untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, presiden terpilih bukan berasal dari dua partai arus utama, Sosialis dan Republik yang berhaluan kanan tengah. Macron sendiri sebenarnya bukan wajah yang sama sekali baru di panggung politik Perancis. Ia pernah menjadi menteri ekonomi Presiden Francois Hollande, politisi Partai Sosialis. Fakta ini, menurut pengamat politik Francois Raillon, bermakna bahwa Macron juga adalah bagian dari kelompok mapan (establishment). Pada April 2016, Macron mendirikan En Marche! gerakan berhaluan tengah yang ia gunakan sebagai kendaraan politik di pemilihan presiden. Menurut laporan BBC, bisa saja Macron maju di pilpres dengan tiket dari Partai Sosialis, namun ia sadar betul bahwa dengan popularitas partai yang menurun, ia perlu kendaraan lain yang segar, yang bisa dirasakan secara langsung oleh rakyat.


Di Eropa, ini bukan gejala baru. Ada gerakan serupa yang telah dibentuk sebelumnya di Italia dan Spanyol. Dan beberapa bulan setelah mendirikan En Marche!, Macron menyatakan mundur dari Partai Sosialis.


Mirip "gerakan Obama" Gerakan ini pada saat yang sama memungkinan Macron untuk memposisikan diri sebagai tokoh yang dekat dengan akar rumput, mirip dengan apa yang dilakukan Barack Obama ketika terjun di Pilpres AS pada 2008, kata seorang wartawan di Paris, Emily Schultheis. Model pendekatan ini antara lain memanfaatkan kerja relawan di lapangan. Di sisi lain, keberhasilannya menang di pilpres, kata Raillon, tak lepas dari apa yang ia sebut sebagai “keinginan sebagian besar rakyat untuk membersihkan ruang politik dari tokoh-tokoh lama, yang tua, dan tradisional”.

"Macron bukan 100 persen orang baru, tapi di usia yang masih sangat muda, 39 tahun, ia dianggap sebagai tokoh yang menyegarkan dibandingkan semua politisi lain (yang ikut serta dalam pilpre)," kata Raillon kepada BBC Indonesia.

Di kalangan pemilih ia dianggap sebagai figur yang paling bisa diterima, sementara yang lain ditolak termasuk Marine Le Pen, anak perempuan politisi kanan jauh, Jean-Marie Le Pen. Raillon mengatakan di pundak Macron ditumpukan harapan besar agar di Perancis dilakukan perbaikan di berbagai bidang, perbedaan di kalangan rakyat disatukan lagi dan ada dinamika baru di bidang ekonomi. Kemenangan Macron disambut hangat, tak hanya di dalam tapi juga di luar negeri. [2]

Sistem Politik Prancis biasanya juga disebut dengan istilah Republik Kelima. Prancis mengenal pemerintahan republik pertama hingga pemerintahan republik kelima. Kondisi ini hampir sama dengan sistem politik Indonsia yang terdiri dari orde lama dan orde baru. Sistem Politik di Prancis sekarang adalah Republik Kesatuan dengan sistem pemerintahan semi presidensial. Badan Legislatif Prancis terbagi menajadi 2 kamar (bicameral) yaitu Assemble Nationale dan Senat. Sistem pemerintahan di Prancis dijalankan oleh kabinet yang anggotanya terdiri dari dewan-dewan menteri berada dibawah kepemimpinan Perdana Menteri. Sedangkan Presiden bersama dengan Sidang Nasional dan Senat akan mengangkat Dewan Konstitusi. Tugas utama  Dewan Konstitusi  adalah mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan parlemen serta mengawasi pelaksanaan referendum Sistem Politik Prancis yang pemerintahannya adalah republik kelima (1958) posisi presiden sangatlah kuat karena Presideng mengangkat Perdana Menteri dan dapat membubarkan parlemen. [3]

Bentuk Negara Perancis adalah Kesatuan, Bentuk Pemerintahannya adalah Republik, Sistem Kabinetnya Ministrial, Bentuk Legislatifnya  Bicameral(2 kamar), Kepala Negaranya Presiden, Kepala Pemerintahan Perancis Presiden dibantu oleh Perdana Menteri.

Sistem Pemerintahan, Republik Perancis atau yang memiliki nama The Fifth Republic memiliki bentuk dual pemerintahan yakni gabungan sistem parlementer dengan sistem presidensiil. Baik Perdana Menteri maupun Presiden sama sama memiliki peran aktif dalam menjalankan roda pemerintahan. Model pemerintahan ini berbeda dengan model parlementer umumnya dimana jabatan Presiden dipilih melalui pemilu disamping juga berbeda dengan model pemerintahan presidensil umumnya. Institusi-institusi yang ada saat ini adalah bentukan konstitusi Republik Kelima yang merupakan hasil referendum nasional di tahun 1958. Konstitusi ini secara signifikan memperkuat kekuatan kewenangan yang dipegang oleh Eksekutif (Pemerintah dan Presiden) dan di satu sisi juga membatasi atau mengurangi kewenangan yang dimiliki oleh lembaga legislatif. [4]

Budaya politik Perancis sendiri dekat dengan prinsip sekularisme dan nasionalisme yang berkembang di Perancis, bahwa rakyat Perancis sangat mengagumi sejarah bangsanya di Eropa. Namun, di lain sisi nasionalisme di Perancis tidak ditunjukkan dengan perayaan seperti di Indonesia, hal ini dikarenakan sejarah dan rasa trauma rakyat Eropa akan kemunculan nasionalisme yang seringkali menyebabkan perang di zaman dahulu (Guttinger, 2011). Perancis juga memiliki kedekatan dengan badan regional EU. Perancis merupakan salah satu pendiri dan pencetus terbentuknya EU bersama dengan Italia dan beberapa negara Eropa lainnya. [5]

Kemenangan Emmanuel Macron dalam pilpres Prancis yang baru saja usai, disambut positif oleh dunia. Dilansir The Guardian, Senin, 8 Mei 2017, Perdana Menteri Inggris Theresa May merupakan kepala negara pertama yang menyampaikan selamat kepada Macron. Kemudian disusul pemimpin Eropa lainnya, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande. Begitu juga dengan pemimpin non-Eropa, seperti Presiden AS Donald Trump, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden Tiongkok, menyampaikan selamat kepada presiden termuda Prancis tersebut. Sejumlah tokoh dunia seperti Hillary Clinton dan Barack Obama juga menyampaikan ucapan selamat kepada presiden terpilih Prancis. Aura positif terhadap kemenangan Macron juga terpancar pada kegiatan pasar modal dunia. Hal ini bsa dilihat dari stabilnya indeks saham di Eropa, bahkan meningkat sedikit.  Jika Marine Le Pen menang, maka ada kemungkinan pasar dunia akan melesu. Pasalnya, Le Pen anti Uni Eropa dan anti-globalisasi. Tak heran hampir seluruh dunia menyambut kemenangan Macron dengan positif lantaran ini menyelamatkan Uni Eropa dari perpecahan.  Jika Prancis keluar gara-gara Le Pen menang, maka ini akan menjadi perceraian kedua UE dengan negara Eropa. Sebelumnya Inggris memutuskan keluar dari persekutuan tersebut. Bagaimanapun kemenangan Macron merupakan hal yang sangat diharapkan masyarakat. [6]

Emmanuel Macron terpilih sebagai Presiden Prancis penerus Francois Hollande berdasarkan hasil pemilihan umum, membuat masyarakat Uni Eropa (UE) bisa bernapas lega atas visi integrasi Eropa, jika dibandingkan dengan Marine Le Pen, saingannya seorang ultranasionalis anti-UE. Kemenangan tokoh berhaluan tengah tersebut juga membuat sejumlah negara Eropa lain bernapas lega lantaran sempat khawatir atas kebangkitan kelompok populis gaya Le Pen, sebagaimana terjadi di Inggris saat keluar dari Uni Eropa (British Exit/Brexit), dan juga terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Mata uang Euro juga mengalami kenaikan paling signifikan selama enam bulan terakhir jika dibandingkan dengan dolar AS, setelah Macron mengalahkan Le Pen. Macron memperoleh 66% suara, sementara Le Pen hanya mendapatkan kurang dari 34%. Meski Macron menang telak, perolehan Le Pen, yang maju dari jalur Partai National Front, merupakan rekor tertinggi bagi partai yang memperjuangkan kebijakan antiimigran di Paris. Perolehan tersebut juga menjadi tugas berat bagi Macron untuk melakukan rekonsiliasi nasional.

"Saya memahami perpecahan di negara ini, yang membuat sebagian orang memilih untuk berada di pihak ekstrem. Saya menghormati mereka," kata Macron dalam pidato penyataan kemenangannya.

Ia menambahkan, "Saya memahami kemarahan, kekhawatiran, dan keraguan yang telah mereka nyatakan. Adalah tanggung jawab saya untuk mendengarkan aspirasi mereka. Saya akan bekerja untuk menciptakan kembali hubungan antara Eropa dan warganya."

Presiden Prancis yang akan segera turun, Francois Hollade, mengatakan bahwa hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas warga masih ingin bersatu dalam nilai-nilai Republik dan Uni Eropa. [7]

Presiden Prancis terpilih Emmanuel Macron tercatat sebagai presiden termuda di dunia saat ini. Dia juga bahkan termuda dalam sejarah Prancis karena dalam usianya yang baru 39 tahun, dia akan resmi menjadi kepala negara. Macron menang dalam pemilu 7 Mei 2017 dengan 66,06 persen suara mengalahkan Marine Le Pen yang meraih 33,04 suara.

Pria kelahiran 21 Desember 1977 belakangan ini juga ramai dibicarakan karena dia menikah dengan wanita yang berprofesi sebagai guru, Brigitte Trognieux, pada 2007. Brigitte kini berusia 64 tahun dan sebelum dinikahi Macron, dia janda beranak tiga. Macron akan dilantik 14 Mei 2017 di Istana Elysee. Dia menggantikan Presiden Francois Hollande yang berusia 62 tahun dan juga seniornya dari Partai Sosialis. [8]


[1] http://analisaforexsimpro.com/2017/04/17/pemilihan-umum-presiden-perancis-2017-dan-pengaruhnya-ke-eurusd/
[2] http://internasional.kompas.com/read/2017/05/08/06575471/macron.menangi.pilpres.jadi.presiden.termuda.perancis
[3] http://tommysyatriadi.blogspot.co.id/2013/05/sistem-politik-prancis.html
[4] http://indrasuti.blogspot.co.id/2014/06/sistem-politik-negara-prancis.html
[5] http://fellinkinanti-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-70911-Masyarakat%20Budaya%20Politik%20Eropa-Perancis.html
[6] http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2017/05/08/kemenangan-emmanuel-macron-selamatkan-uni-eropa-400782
[7] http://mediaindonesia.com/news/read/103893/kemenangan-macron-melegakan-bagi-uni-eropa/2017-05-08
[8] http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2017/05/08/kemenangan-emmanuel-macron-selamatkan-uni-eropa-400782